Tuesday 23 June 2015

Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

Energi Geothermal atau panasbumi di Indonesia
Indonesia  adalah negara kepulauan yang mana sebagian besar kepulauannya merupakan daerah vulkanik dan memiliki potensi Energi Geothermal yang cukup besar. Jalur gunung api membentang cukup luas dan panjang, dari ujung pulau sumtera, yaitu sepanjang pulau Jawa-Bali NTT, NTB menuju kepulauan di laut banda, Halmahera, dan pulau Sulawesi. Panjang jalur tersebut kurang lebih 7.500 km dengan lebarnya berkisar antara 50-200 km dan jumlah gunung api kurang lebih 150, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif lagi.

Pembentukan sumber panas bumi atau sering disebut energi geothermal yang dikendalikan oleh proses geologi dan berlangsung sepanjang jalur vulkanik menunjukkan bahwa kekayaan energi panasbumi yang ada di Indonesia cukuplah besar. Sementara itu hanya beberapa lapangan panasbumi yang baru dikembangkan, seperti Kamojang, Gunung salak, Dieng dan Lahendong. Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan energi panasbumi yang ada di Indonesia masih belum dimanfaatkan secara optimal.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di sepanjang jalur tersebut terdapat lebih dari 253 daerah prospek panasbumi yang berskala kecil sampai besar dengan total potensi yang terkandung kurang lebih 27.000 MW.
Berikut ini adalah peta potensi energi panasbumi di Indonesia, baik yang sudah terbukti maupun yang belum.

Peta Penyebaran Energi Geothermal di Indonesia

Selain untuk keperluan pembangkit tenaga listrik, energi geothermal ini juga digunakan untuk berbagai keperluan oleh banyak Negara di dunia, bahkan sampai ke industri-industri besar yang ada di dunia. Dari 53 negara yang memanfaatkan energi Geothermal (panasbumi) untuk non-listrik di seluruh dunia, Indonesia adalah termasuk negara yang sangat sedikit memanfatkan energi geothermal ini.

Manifestasi Panasbumi

Banyaknya gejala manifestasi yang muncul di permukaan bumi di banyak tempat di Indonesia mengindiasikan banyaknya sumber panasbumi yang ada di bawah permukaannya. Beberapa maifestasi tersebut adalah sebagai berikut.

Fumarol dan solfatar

Apa itu fumarol?
Fumarol adalah lubang kecil yang memancarkan uap panas kering atau uap panas yang mengandung air. Apabila uap tersebut mengandung gas H2S maka manifestasi permukaan tersebut disebut solfatar.
Fumarol yang memancarkan uap dengan kecepatan tinggi kadang-kadang juga dijumpai di daerah tempat terdapatnya sistem dominasi uap.  Uap tersebut mungkin  mengandung SO2 yang hanya stabil pada suhu sangat tinggi (>500oC). fumarol yang memancarkan uap dengan kandungan asam boraks tinggi umumnya disebut soffioni.

Hampir semua fumarol yang merupakan manifestasi permukaan dari sistem dominasi air memancarkan uap panas basah. Suhu uap umumnya tidak lebih dari 100oC. fumarol jenis ini sering disebut dengan fumarol basah. Di daerah yang terdapat sistem dominasi uap dapat dijumpai fumarol basah dan fumarol kering, yaitu fumarol yang memancarkan uap bersuhu tinggi  kurang lebih 100-150oC. fumarol jenis ini sangat jarang dijumpai di alam. Contoh jenis fumarol ini adalah fumarol di Ketatahi (New Zealend). Kecepatan fumarol jenis ini umumnya sangat tinggi, yaitu lebih besar dari 100 m/s.


Mata Air Panas

Mata air panas merupakan salah satu petunjuk adanya sumberdaya panas bumi di bawah permukaan. Mata air panas ini terbentuk karena adanua aliran air panas atau hangatdari bawah permukan melalui rekahan-rekahan batuan. Istilah hangat digunakan bila suhu air lebih kesil dari 50oC dan begitupun sebaliknya.

Sistem reservoar panasbumi dominasi air biasanya memliki mata air panas. Sistem reservoar ini mengandung klorida tinggi (1.000-10.000 ppm), bersifat  netral (pH 6-7,5) dan jenuh dengan silika (tergantung suhu).

Kubangan Lumpur Panas

Kubangan lumpur panas juga merupakan salah satu manifestasi panasbumi di permukaan. Kubangan lumpur panas umumnya mengandung gas yang tidak mengalami kondensasi seperti CO2 dengan sejumlah kecil uap panas. Lumpur terdapat dalam keadaan cair karena kondensasi uap panas, terjadinya letupan-letupan karena pancaran CO2.


Geyser   

Geyser didefenisikan sebagai mata air panas yang menyembur ke udara terus menerus dan bertahap. Ketinggian air sangat beragam, yaiut mulai kurang dari satu meter hingga ratusan meter. Selang waktu penyemburan air juga beragam, yaitu dari beberapa detik hingga beberapa hari. Lamanya air menyembur ke permukaan juga sangat beragam, yaitu dari beberapa detik hingga beberapa jam. Geiser merupakan manifestasi permukaan dari sistem dominasi air.


Kolam Air Panas

Adanya kolam air panas di alam juga merupakan salah satu petunjuk adanya sumber daya anasbumi di bawah permukaan bumi. Kolam air panas terbentuk karena adanya aliran air panas dari bawah permukan melalui rekahan-rekahan batuan. Pada permukaan air terjadi penguapan yang disebabkan karena adanya perpindahan panas dari permukaan air ke atmosfer. Panas yang hilang ke atmosfer sebanding dengan luas area kolam, suhu pada permukaan, dan kecpatan angin.
Kolam air panas dibedakan menjadi 3, yaitu:

Kolam air panas yang tenang : pada umumnya suhu kolam ini dibawah suhu titik didih dan laju aliran air umumnya kecil sekali
Kolam air panas yang mendidih : suhu yang diukur adalah suhu titik didihnya. Kolam air panas yang mendidih seringkali disertai dengan semburan air panas, oleh karena itu kolam air panas yang mendidih seringkali diklasifiasikan sebagai mata air panas.

Kolam air panas yang bergejolak: pada kola mini ada letupan-letupan kuat yang muncul secara tidak beraturan disebabkan karena terlepasnya uap panas pada suatu kedalaman di bawah permukaa air. Letupan-letupan kecil dapat juga disebakan karena adanya gas yang tidak mengalami kondensasi, seperti CO2.

Silika Sinter

Silika sinter merupakan endapan silika dari air alkali klorida yang mendingin di permukaan. Umumnya dijumpai di sekitar mata air panas dan lubang geyser yang menyemburkan air yang bersifat netral. Silica sinter biasanya berwarna putih tetapi dapat juga ditemukan dengan berbagai warna, seperti cokelat, jingga, abu-abu, hitam (seperti obsidian), atau merah.

Laju pengendapan biasanya berlangsung lambat, tergantung konsentrasi silika di fluida dan karakteristik aliran (kurang lebih 2 cm per tahun). Apabila laju aliran air panas tidak terlalu besar, umumnya di sekitar mata air panas tersebut terbentuk teras-teras silika.


Demikian artikel singkat ini. semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment