Thursday 23 July 2015

Wanita yang Beruntung (Lucky Lady)

Berikut ini adalah cerita mengenai seorang wanita yang memiliki suami yang setia. Jika kita saksikan pada kenyataan hidup ini, sangat sulit kita temukan hal semacam ini. Karena jika menurut pribadi saya sendiri cinta sejati itu datang dari hati bukan dari rupa yang cantik dan menawan. Dengan begitu, untuk anda yang ingin memiliki cinta sejati sangat tepat untuk membaca artikel ini.

Wanita yang Beruntung

Suasana pagi itu sangat sibuk. jam menunjukkan pukul 8.30 ketika seseorang lelaki tua umur 80-an masuk untuk meminta agar jahitan di ibu jarinya dilepas. ia berkata bahwa ia sedang terburu-buru karena ada janji pukul 9.00. aku memahami gelagatnya, lalu memintanya untuk duduk. Aku tahu pekerjaan ini akan membutuhkan waktu lebih dari satu jam sebelum orang lain bisa menemuinya.

Aku perhatikan ia melihat jamnya lalu memutuskan untuk dilepas jahitannya. karena saat itu aku tidak sibuk dengan pasien-pasien lain, maka kuteliti luka di ibu jarinya. Ternyata lukanya telah sembuh dengan baik, lalu ku katakan kepada salah seorang dokter apa yang hendak aku lakukan. Aku lalu menyiapkan peralatan dan barang-barang yang kuperlukan untuk melepas jahitan dan membalut lukanya.

Sambil merawat lukanya aku terlibat pembicaraan dengannya. Aku bertanya apakah pagi ini ia mempunyai janji dengan salah seorang dokter di sini karena ia tampak begitu terburu-buru. Ia menjawab tidak, ia harus pergi ke rumah perawatan (nursing home) untuk sarapan bersama istrinya. Aku lalu bertanya tentang keadaan istrinya. Dia berkata bahwa istrinya menderita alzheimer dan belum lama dirawat di tempat itu.

Sambil mengobrol ku selesaikan balutan di ibu jarinya. Aku bertanya apakah istrinya akan merasa khawatir bahwa hari ini ia agak terlambat. Ia menjawab bahwa istrinya sudah lima tahun tidak lagi mengenalinya.

Aku merasa terkejut dan bertanya, "apakah kau pergi ke sana setiap hari meski istrimu sudah tidak lagi mengenalimu?"

Ia tersenyum, menepuk tanganku lalu berkata, "benar ia tidak mengenaliku, tapi aku kan mengenalinya!"

Aku harus menahan tangis haruku ketika ia pergi. Aku merenung, "ini adalah jenis cinta yang kuharapkan dalam hidupku,"

Sungguh istrinya adalah wanita yang beruntung. Seharusnya kita semua memiliki cinta semacam ini. Cinta sejati tidak bersifat jasmani, dan tidak pula bersifat romantis. Cinta sejati adalah kesediaan untuk menerima apa adanya, dan kerelaan untuk menerima apa yang telah, apa yang akan dan apa yang tidak akan terjadi.

"Sahabat yang baik seperti bintang di langit. Kau tidak dapat melihatnya, namun kau tahu mereka ada di luar sana"

(AUTHOR UNKNOWN)

Sumber : Hikmah dari Seberang

No comments:

Post a Comment